Referensi petani, Menahan Laju Inflasi dengan Olahan Cabai - Cabai menjadi salah satu komoditas yang kerap membuat inflasi. Data BPS pada Januari 2017, angka inflasi mencapai 0,97%. Dari angka tersebut, cabai turut menyumbang inflasi sebesar 0,1% cabai rawit dan 0,08% dari cabai merah. Salah satu trik agar laju inflasi dapat direm adalah mengembangkan produk olahan cabai.
Seperti diketahui komoditas cabai sering mengalami pergolakan harga. Saat produksi rendah, harga melonjak tajam. Tapi saat produksi melimpah, harga pun turun drastis. Salah satu upaya agar fluktuasi harga cabai tidak terjadi, menurut Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Prof. Risfaheri, adalah dengan mengembangkan olahan cabai. Dengan cara ini, secara tidak langsung dapat mengatasi fluktuasi harga cabai.
Daya simpan cabai yang tidak lama (mudah busuk), tentu menjadikan cabai terbuang sia-sia saat panen raya. Cabai segar hanya tahan paling lama 7 hari, sehingga pengolahan adalah solusi tepat memanfaatkan kelebihan pasokan saat produksi melimpah. Karena itu kata dia, saat kelebihan pasokan atau panen raya, produksi yang berlebih tersebut diolah menjadi cabai kering, pasta cabai, abon cabai, dan masih banyak lainnya.
Lalu saat produksi minim, pemenuhan cabai dapat dipenuhi dari cabai olahan. “Dengan minat masyarakat terhadap bumbu instan, pengolahan cabai menjadi suatu yang wajib,” ujar Risfaheri saat acara Bimbingan Teknis Pengolahan Cabai di Bogor, Rabu (12/4).
Menurutnya, jika industri olahan cabai berjalan, tentu tidak ada lagi yang namanya fluktuasi harga cabai segar di pasaran. Untuk mewujudkannya, BB Litbang Pascpanen mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada beberapa UKM yang berminat mengembangkan industri pengolahan cabai.
Tujuan dilaksanakannya Bimtek ini untuk menarik minat masyarakat bahwa cabai olahan pun mempunyai peluang usaha yang menjanjikan. “BB Litbang Pascapanen memang sudah menghasilkan beberapa teknologi pascapanen pengolahan cabai. Di Bimtek inilah kita menyalurkan hasil penelitian kita langsung kepada masyarakat luas. Ini merupakan salah satu bentuk dukungan kami untuk mewujudkan pembangunan pertanian,” kata Risfaheri.
Peserta Bimtek yang diadakan BB Litbang Pascapanen adalah UKM binaan Sudin Pertanian, UKM binaan Distan Kota dan Kabupaten Bogor, UKM binaan Distan Kota Depok, anggota PKK Kota Bogor, TTP Cikajang Garut, Pensiunan Astra, UKM dari Bogor dan anggota DWP Balitbangtan. Materi Bimtek ini adalah minyak cabai, pasta cabai, saos dan sambal cabai, cabai kering, dan bubuk cabai. Agar Bimtek yang diadakan dapat berkelanjutan, peserta yang mengikutinya akan dipantau dan dibina BB Litbang Pascapen.
Hal ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah memajukan industri rumah tangga, khususnya untuk pengolahan cabai. “Di sini kami akan bantu mereka dari proses pengemasan, pelabelan, hingga perolehan izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jika sudah dapat semuanya, maka akan kami bantu juga mendapatkan sertifikasi halal dari MUI,” kata Risfaheri. (Sumber : http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/menahan-laju-inflasi-dengan-olahan-cabai/)
EmoticonEmoticon